Thursday, April 10, 2008

Where is God??


There were two very mischievous children. Their parents were overwhelmed with their behaviour. One day they heard of a religious teacher who were known for his skill in handling naughty children. They invited him home.

After listening to the parents' explanation, the teacher wanted to speak face to face with each children.

First, he went to the younger sibling who was playing in his room, "Where is God?", the techer asked gently.
The kid went silent.
"Where is God?!", the teacher asked with louder voice.
The kid was still silent, his face growing pale.
Finally the teacher ran out of his patience and repeated the same question, this time with even louder voice, "WHERE IS GOD?!!"

The young kid was shocked.
He ran to his sister's room crying.
The sister was confused and asked him what had happened.
The brother wiped off his tears and said,
"We are in very big trouble now, sis! God had dissappeared and now they thought that we are hiding Him!"

To communicate our ideas effectively, we should bring ourselves to the same level of mental understanding of our listener.



Tuhan di Mana?


Ada dua anak yang sangat bandel. Kedua orangtuanya kewalahan mendidik mereka. Suatu hari orangtua mereka mendengar ada guru agama yang pandai mendisiplinkan anak nakal. Mereka mengundang guru itu datang ke rumah mereka.

Setelah mendengar penjelasan dari orangtua, guru agama itu ingin berbicara empat mata dengan tiap anak.

Pertama, dia berbincang dengan sang adik di dalam kamarnya.
"Tuhan ada di mana?", tanya guru agama itu lembut.
Bocah itu diam saja.
"Tuhan ada di mana??", tanya guru itu dengan suara lebih keras.
Bocah itu diam dan wajahnya mulai pucat.
Akhirnya guru itu mulai tak sabar.
Dia mengulangi pertanyaannya dengan suara yang semakin keras, "TUHAN ADA DI MANA?!!"

Bocah itu terkejut.
Dia malah berlari menuju kamar kakaknya sambil menangis.
Sang kakak menjadi heran dan bertanya, "Apa yang terjadi, dik?"
Sang adik menyeka air matanya, lalu berkata,
"Sekarang, kita mendapat masalah besar, kak! Tuhan menghilang dan mereka mengira kita yang menyembunyikannya."

Untuk mengkomunikasikan ide kita secara efektif, kita hendaknya membawakan diri kita pada tingkat pengertian yang setara dengan pendengar kita.


www.storiesofwisdom.com


No comments: