Thursday, October 23, 2008

di Jakarta, sedikit “kesopanan” ternyata masih BeRHaRGa.!!

jumat sore itu Jakarta terasa demikian sesak.. sibuk.!!
gimana neh??
aku butuh kendaraan segera, karena sudah ada janji dengan seseorang..

di sudut tugu pancoran, beberapa mobil bernama TaXi tidak ada yang mau berhenti..
luar biasa hari itu.. PENUH SEMUA.!!

bussyyeeeett.. dah berapa lama aku berdiri disini..
kulirik arloji.. setengah jam!?

lihat kiri-kanan, kuputuskan untuk berjalan pindah lokasi..
sambil berjalan, pake sedikit ilmu kebathinan.. ha.ha..
maksudnya sambil ngebathin.. “santai aja.. bentar lagi pasti dapat.!!”

ehh.. di depan sana ada TaXi kosong meluncur..
wahhh.. di depan ada yang melambaikan tangan..
lhoh koq ga mau berhenti?? apa terisi ya??
ternyata masih kosong koq.!

coba-coba kulambaikan tangan juga..
eehh.. lampu sein, tanda mulai menepi menyala..
asyyikk berhenti.!!

di dalam, kuajak ngobrol sang supir, orangnya sudah agak berumur..
“maaf nih pak.. tadi saya liat ada orang yang coba berhentiin TaXi bapak sebelum saya, koq bapak ga berhenti tadi?? malah berhentinya sama saya??”

katanya, “iya mas.. bukan apa-apa mas, saya malas aja mbawanya.. asal mast au ya.. sepanjang jalan tadi banyak lho yang mau naik.!”

walah.. supir TaXi bisa sombong juga toh.?!!

“nah lho kenapa enggak bapak bawa? Khan sayang pak rejeki koq ditolak.!”, tanyaku lagi.

katanya lagi, “gak tau ya mas.. tadi koq saya liat yang nyetop saya pake tangan kiri semua.. jadi bawaannya malas aja.!! nah, pas mas tadi, nyetop TaXi-nya pake tangan kanan, jadi saya langsung berhenti.!!”

“oooo.. githu ya pak.!!”, jawabku lirih, gak nyangka “hal-hal kecil” seperti itu masih ada yang memperhatikan di kota sebesar Jakarta ini.. jujur.. gak nyangka banget.!
atau ini hanya kebetulan saja.?? siapa yang tau.?!!

ya.. hal-hal kecil lah yang tanpa kita sadari sering mengubah jalan hidup kita..
yah.. tanpa kita sadari, perubahan selalu terjadi dalam hidup kita setiap detik.?!

oiya.. jadi teringat kembali dengan kata-bijak Bunda Teresa, "bukan tindakan besar dan hebat yang menentukan hidup kita, melainkan kesetiaan dalam menekuni pekerjaan-pekerjaan kecil dan tidak berarti"


http://criezk.blogspot.com/

Monday, October 20, 2008

betapa hatiku.. berterima kasih Tuhan..

ketika kaki melangkah di siang hari ini yang terik ini
tak sadar mulut ini menyenandungkan sebuah lagu
sebuah lagu sederhana yang indah

ya.. lagu ini memiliki makna khusus di hatiku
entah kenapa tiba-tiba aku bersenandung lagu ini
lagu yang sudah sekian lama tidak aku dengar

betapa hatiku..

betapa hatiku
berterima kasih Tuhan
Kau mengasihiku
Kau memilikiku

hanya ini Tuhan persembahanku
segenap hidupku jiwa dan ragaku
s’bab tak kumiliki harta kekayaan
yang cukup berarti tuk kupersembahkan

hanya ini Tuhan permohonanku
terimalah Tuhan persembahanku
pakailah hidupku sebagai alatMu
seumur hidupku

Jakarta, 20 Oktober 2008

http://criezk.blogspot.com/

Friday, October 10, 2008

menangislah.. bila harus menangis..

Andaikan tiba-tiba Anda melihat seorang pria menangis di depan Anda, saya yakin sebagian besar dari Anda pasti akan berkernyit. Bagi kebanyakan pria, menangis adalah sebuah tindakan yang sebisa mungkin tidak dilakukan. Entah kenapa kaum pria itu selalu diasosiasikan oleh lingkungannya untuk harus menjadi kuat. Menjadi pelindung. Dan entah kenapa pula.. bila seorang pria terlihat menangis.. padahal hanyalah beberapa tetes air yang keluar dari mata itu mengalir, maka ia umumnya akan diberi label “cengeng” oleh lingkungannya.

Ini sangat berbeda dengan kaum wanita, seorang wanita menangis adalah hal yang wajar. Untuk pelampiasan emosi katanya. Wanita yang menangis belum tentu diberikan label “cengeng”. Bahkan aku merasa, tangis mata seorang wanita, jika digunakan dengan cara yang tepat, bisa menjadi senjata yang sangat ampuh bagi sang wanita untuk menaklukan hati pria. Maka, hati-hatilah kau pria..!! ha.ha..

Secara turun temurun, seorang laki-laki haruslah kuat. Karena peran dalam kehidupan menuntut dia untuk menjadi pelindung keluarga. Seorang laki-laki yang (sering) menangis diasumsikan akan menjadi lemah di kemudian hari, dan dianggap tidak cukup layak untuk menjadi seorang pelindung. Dengan demikian, setiap orang tua yang memiliki anak laki-laki, akan serta merta berusaha membentuk dia menjadi seorang yang kuat, tangguh dan tahan banting. Tentu saja, ini dilakukan juga untuk kebaikan sang anak, untuk persiapan kehidupan sang anak di masa depannya nanti.

Aku sendiri gak tau pasti “secara sadar” berapa kali aku sudah menangis dalam hidupku ini. Aku hanya ingat satu kejadian yang membuat aku menangis dalam hidupku. Hanya satu kali yang aku ingat. Kejadiannya di dalam kelas, ketika aku masih berada di kelas 3 sekolah dasar.

Kejadiannya begini, ketika itu aku masih kelas 3 SD di sebuah kota di Papua, kota Manokwari. Saat itu kelas sedang tidak ada guru. Seusai istirahat, kami menunggu guru yang akan masuk. Beberapa kawan kami bermain lempar-lemparan kertas. Entah kenapa.. seorang kawan kami, orang asli Papua, berbadan hitam legam dengan rambut keritingnya maju ke depan kelas. Ia mengambil sisa-sisa kapur tulis dan kemudian melemparnya. Tiba-tiba salah seorang kawan aku yang sedang ngobrol dengan aku berteriak, “awass..”

Secara spontan, aku melihat kearah yang ia tunjuk untuk melihat ada ancaman apakah yang datang. Ternyata.. ancaman itu sudah berada di depan mata. Tak ayal.. Pelipis aku, tepat di ujung alis kena itu kapur tulis.

Woowww.. sakitnya bukan maen. Kutahan rasa sakit itu.. rasanya makin sakit.. aku mendengar kawan aku yang melempar aku tadi minta maaf, dia bilan kalo dia tidak sengaja. Aku bilang ke dia tidak apa-apa koq.

Uggghh.. tapi rasa sakit itu bukannya hilang.. tak tahan.. mataku mulai berkaca-kaca.. air mataku mulai menetas.. satu tetes.. kucoba bertahan.. alamak.. dalam benakku berkata.. apa kata temen-temen nanti kalo aku menangis.?? Dua tetes masih coba kutahan..

Ugghhhh.. sakitnya makin menjadi.. gila.. sakit banget.!! Tak sadar tiba-tiba aku sadar kalo aku sudah menangis.. sudah tidak ada pertahanan diri lagi.. akhirnya.. kubiarkan air mataku meluncur dengan bebasnya.. sambil sekali-kali ku seka dengan kedua tanganku.. hingga sang guru datang pun, aku masih menangis..

Tak berapa lama.. setelah bebas lepas menagis.. entah kenapa aku merasa benar-benar plooongg.. bebas.. rasanya nyaman sekali.. aku juga gak merasa harus marah dengan kawan yang melemparku tadi..

Hebatnya lagi.. aku kembali meneruskan pelajaran dalam kelas seperti tidak pernah terjadi apa-apa sebelumnya.. dan satu hal, sahabat-sahabatku di Papua waktu itu tidak ada yang menganggap aku cengeng setelah kejadian itu.. sekalipun juga, tidak ada yang pernah mengejek aku..

Kadang, suatu saat, aku sangat ingin sekali menangis.. entah kenapa air mata itu tidak pernah mau keluar.!!

Kadang aku iseng, coba-coba untuk menangis. Yah.. hanya dibuat-buat saja. Sambil membayangkan hal-hal yang menyedihkan. Sayang.. paling banter hanya bisa sedih aja.. dan mata sedikit berkaca-kaca. Entah kenapa, menangis termasuk hal yang sangat sulit aku lakukan.

Oiya, waktu nulis ini aku tiba-tiba ingat, aku juga pernah menetaskan air mata waktu menonton filmnya Mel Gibson, Patriot.. yah.. hanya berkaca-kaca sihh.. terbawa feeling sedih bercampur bahagia.. sudah cukup lama juga filem itu..

Pengalaman itu, sedikit membuat aku tau, bahwa sebenarnya menangis itu diperlukan juga. Tetesan air mata merupakan barang berharga. Air mata dapat menjadi obat bagi sebagian emosi yang ada atau masih tertinggal di hati kita.

Jadi.. menangislah jika kau harus menangis.. lepaskan air matamu.. dan biarkanlah tiap tetesan air matamu membersihkan jiwamu..

Oktober 2008

http://criezk.blogspot.com/

Thursday, October 9, 2008

Butuh Waktu

kadang aku merasa kau jauh
saat engkau memuja dirinya


jujur ku akui aku cemburu

namun tak perlu untuk bicara

mestinya tak usah ucapkan janji-janji
bila ternyata selalu kau ingkari

tak usah bilang cinta bila selalu berdusta
mungkinkah hatimu bisa terima

butuh waktu untuk mencintaimu
seperti engkau mencintai diriku

jangan sampai engkau salah mengerti
yang kuingin bisa saling mengerti

by Radja

Wednesday, October 8, 2008

scarcity mentality is mentalnya orang miskin..

Aku ingat pengalaman kecilku ketika kolekte di gereja di sebuah kota kecil, Ternate, dulu merupakan sebuah kota yang damai dan indah.

Ketika itu, aku masih kecil, kira-kira masih SD. Aku bersama seorang sahabat ke gereja bersama. Ketika kolekte tiba, aku mengeluarkan uang buat persembahan, kalo gak salah, nilainya 50 rupian terdiri dari 2 recehan 25-an rupian. Nilai itu, saat ini mungkin terasa ga ada artinya. Tapi jaman segitu bisa buat jajan macem-macem lho..

Kemudian kulihat sahabat disebelahku tidak mengeluarkan uang untuk kolekte.
Aku bertanya, “Kamu ga masukin kolekte?”
Dia bilang, “Aku ga punya uang!!”
Lalu tanpa pikir panjang, uang ditanganku kuberikan separonya buat dia. Mungkin dalam hatiku saat itu, gak terima kalo cuma aku yang dapat pahala. Ha.ha.. Gimana nanti kalo di surga ga ada temannya.!!

Aku ingat kejadian ini, ketika aku sedang berusaha memahami scarcity mentality atau bahasa gampangnya adalah sebuah rasa diri yang selalu kekurangan atau menurut aku sih mentalnya orang miskin. Padahal kebanyakan kita tau bahwa Tuhan maupun alam semesta ini menyediakan segalanya dengan sangat amat berkelimpahan bagi kita.

Banyak orang ketika memberikan sesuatu miliknya merasa dengan pemberiannya itu akan membuat dia makin kekurangan, sehingga akhirnya dia “terpaksa” memberi, atau bahkan tidak jadi memberi. Tapi banyak juga lho.. orang yang senang memberi, karena dia percaya, dengan semakin banyak memberi dia akan semakin banyak menerima. Oiya, jangan sempitkan arti memberi dengan harta belaka.. okey.. pemberian bisa dalam bentuk tenaga, perhatian atau yang lainnya.

Menurut aku, ANEH.. jika kita percaya Tuhan kita Kaya Raya.. tapi kita selalu (merasa) miskin..


Jakarta, 08 Oktober 2008

http://criezk.blogspot.com/